Sunday, April 15, 2007

Filosofi Adik Kecil

Kakak. Kamu cantik. Dan menarik. Dan cerdas. Dan lucu. Dan menggemaskan. Dan menyenangkan. Tapi kenapa kamu terus menangis?

- adik, aku putus cinta.

Ah kakak. Apa yang harus ditangisi? Bukannya kau semestinya tertawa? Karena akhirnya kau kini sudah merdeka? Bisa berbuat apa yang kau suka?

- adik. Aku patah hati.

Ah, kakak. Patah hati itu tidak ada. Coba kamu periksa ke dokter dan lihat hatimu dengan alat canggih itu. Hati tidak panjang dan ramping seperti ranting. Jadi ia tidak patah.

- adik. Kamu konyol.
Kakak, kalau aku konyol, artinya kamu sejuta kali lebih konyol. Harusnya kamu bahagia. Bagaimana bisa kamu ingin bersama dengan orang yang pergi begitu saja tanpa sempat berjuang bersama?

- adik. Kamu tidak tau ceritanya. Dia orang yang luar biasa.

Kakak, jika ia luar biasa seperti yang kau kata, maka aku yakin ia bisa melihat cinta tanpa syarat dalam matamu. Bahwa kau menawarkan ketulusan dan kebahagiaan dan perhatian dan kasih sayang dan semua hal yang mengikutinya dalam satu paket lengkap. Jika ia tidak bisa melihatnya, maka ia sepertinya tidak seluarbiasa itu.

- adik. Aku takut

Ah kakak. Aku ada disini. Sahabat-sahabat yang sayang padamu juga ada disini. Apa yang kau takutkan?

- adik. Aku takut sendirian.

Kakak, bukannya kita lahir sendiri dan mati juga sendiri? Lagipula, kau bisa menemukan apapun yang kau mau dari orang-orang yang ada di sekelilingmu. Kalau kau ingin berjalan dalam hujan atau piknik di taman atau nonton harry Potter atau belanja di Carrefour, aku bisa menemani. Jika kau bosan, kau bisa diskusi dengan temanmu yang lain. Jika kau ingin mancing kau bisa pergi dengan yang lain lagi. Tidakkah hidupmu penuh dengan orang-orang istimewa yang menerimamu apa adanya?

- adik. Aku takut terluka dan terus terluka.

Kakak, jangan izinkan apapun atau siapapun melukai hatimu. Hanya kau yang tau isinya. Jika kau terus berfikir kau akan terluka, maka kau tak akan pernah mencoba. Lagipula, ini bukan apa-apa. Masih akan ada banyak kesedihan yang akan datang. Dan tiap kesedihan akan membuat kau belajar untuk lebih kuat. Orang-orang besar menghadapi tantangan yang besar. Dan mereka yang tak pernah bersedih tidak akan bisa menghargai apa itu bahagia. Maka, bersukurlah.

- adik. Tapi aku mau dia.
Kakak, kau memang keras kepala. Tapi tak apa. Itu pilihanmu. Aku hanya ingin mengatakan bahwa semua orang yang datang dalam hidupmu akan menyumbangkan warna. Hitam sekalipun. Percayalah, semua itu ada hikmahnya. Suatu hari nanti, kau akan melihat ke belakang dan berkata, betapa bersyukurnya kau bertemu dia dan beripsah.

- adik. Aku harap kamu benar.
Aku yakin aku benar. Aku janji padamu, dan aku tidak akan berdusta: Semua akan baik-baik saja. SEMUA, akan BAIK-BAIK saja. Sekarang, tersenyumlah! Mari kita makan eskrim!

1 comment:

trianfe said...

hehe...menarik. Ngajarin hidup banget. Memang seharusnya kita bersyukur sama apa yang sekarang menempel di tubuh kita. Meskipun itu hanya tai cicak... Ya kan??